Minggu, 23 Juli 2017

Help Me.

Saya tidak pernah meminta untuk dilahirkan (dan saya juga berharap saya tidak pernah dilahirkan). Saya juga tidak pernah meminta untuk dirawat sejak kecil dan disekolahkan hingga kini. Tapi kenapa ya seolah-olah saya yang meminta itu semua sehingga kalian bisa dengan gampangnya berbicara

"Udah diurusin dari kecil, juga!"
"Kamu kalo minta apa-apa diturutin tapi selalu mengecewakan orang tua."

dan berbagai macam kalimat serupa lainnya.

Mungkin kalian ngga tau sakitnya hati saya saat kalian berbicara seperti itu dengan lugasnya di depan saya. Mungkin kalian ngga tau pedihnya mata saya menahan tangis di depan kalian saat saya mengingat beberapa kalimat itu tiap malam sebelum tidur.

Kalian ngga tau bagaimana tersiksanya saya tiap kali harus mendengar omelan, bentakan atau kalimat yang diucapkan keras oleh kalian saat kalian memiliki konflik internal dan selalu saya yang jadi sasaran. Selalu saya yang jadi bahan pelampiasan kalian.

Saya selalu iri dengan teman-teman atau pacar saya yang memiliki keluarga yang hangat atau mungkin sudah tidak memiliki salah satu atau kedua orang tua namun masih memiliki kenangan indah yang senantiasa terpatri di otak mereka.

Tiap kali pacar saya menceritakan tentang keluarganya, tentang hangat dan lucunya tingkah Ibu, Ayah atau Adiknya, ingin sekali saya menutup telinga saya. Menyakitkan rasanya. Bukan, bukan karena saya tidak suka, tapi karena saya iri melihat kedekatan mereka, canda tawa mereka.

Saya tau tiap orang tidak bisa memilih kepada siapa mereka akan dilahirkan. Untuk itu, saya selalu berusaha menjalankan peran anak yang baik. Saya selalu menyarankan dan mengoreksi hal-hal yang sekiranya keliru dari orang tua saya. Itu karena saya sayang kepada mereka. Itu karena saya peduli kepada mereka. Tapi kenapa ya, tiap saya berbicara, mereka tidak pernah mau mendengarkan saya? Kenapa ya selalu dianggap salah di mata mereka?

Saya tau saya selalu merepotkan mereka. Apalagi dengan adanya Adrian :)
Seolah-olah saya tidak punya power atau kebijaksanaan di depan anak saya sendiri karena mereka selalu berfikir bahwa tindakan dan ajaran mereka yang dulu diterapkan kepada saya itu selalu benar.

Sampai hari ini, saya dengar salah satu orang tua saya sendiri membicarakan hal-hal buruk depan saya saat menelpon kerabat saya. Saya dengar kata per kata yang dilontarkan dengan semangatnya. Seolah-olah saya tidak berguna. Seolah-olah saya hanya memiliki keburukan di mata mereka.

Atau memang seperti itu kah saya?

0 komentar:

Posting Komentar