Senin, 20 Oktober 2014

Halo, kamu.

Halo, kamu yang berbaju batik. Seneng deh rasanya kita ketemu lagi kemarin. Entahlah, aku terus membiarkan hatiku memilin-milin pita kebahagiaan semu yang semuanya berpusat kepadamu.
Halo, kamu yang berbaju batik. Aku deg-degan saat tau kamu akan datang. Lebih tepatnya, saat kita hanya berbeda lantai di gedung itu. Aku ngga tau harus gimana. Bodoh memang, tiba-tiba menjadi hiperaktif dan tidak bisa mengendalikan pikiran ini.
Halo, kamu yang berbaju batik. Aku seneng banget waktu ngeliat kamu ketawa. Ikut bahagia aja rasanya ngeliat kamu ketawa kayak gtu kemarin.
Halo, kamu yang berbaju batik. Aku sebenernya kagum sama kamu waktu pertama kali ketemu di gedung itu. Makin kesini kok rasanya makin aneh ya. Aneh karena aku ngerasa lama-lama aku suka sama kamu.
Halo, kamu yang berbaju batik. Jujur, aku sedih juga waktu aku sadar kalo aku bukan siapa-siapa dibanding dengan kamu yang menurutku hebat. Aku cuma perempuan biasa, tak memiliki banyak prestasi, belum menemukan bakat yang aku miliki, hanya hidup dengan life schedule yang biasa saja jika dibandingin sama kamu yang memiliki prestasi luar biasa dimataku, memiliki ruang lingkup kehidupan yang lebih luas dan memiliki segudang keahlian yang patut diacungi jempol.
Halo, kamu yang berbaju batik. Membayangkan diriku bersama dirimu saja aku ngga berani. Aku takut, bayangan ini akan terus menetap dipikiranku hingga akhirnya aku gatau mana yang nyata dan yang fana.
Halo, kamu yang berbaju batik. Mungkin kamu ngga akan pernah tau kalo aku banyak menceritakan tentang kamu di blogku ini. Yah, karena sampai kapanpun kamu ngga akan pernah melirikku kan? Hehe. Ngga apa-apa, aku tau kok.
Halo, kamu yang berbaju batik. Aku harap kamu bisa meluangkan waktumu untuk mengunjungi gedung itu ya. Apapun alasanmu, yang penting aku bisa ketemu kamu untuk sekedar nyenengin diriku sendiri aja.
Halo , kamu yang berbaju batik. Makasih bantuannya kemarin. Maaf ya kalo aku ngerepotin dan plin-plan banget kemarin. Semoga acara wisuda S2-mu sukses.

You Are My Unreal Thing

kamu adalah sesuatu yang menurutku tidak nyata.
kamu adalah angan-angan yang hidup didalam mimpiku,
kamu bagaikan fatamorgana diluasnya padang pasir yang selalu membuatku haus akan dirimu.
kamu hanya hidup di alam bawah sadarku.
kamu hanya bermain di pikiranku.

kamu hanya bayangan, bayangan semu nan indah yang sampai kapanpun takkan pernah kugapai.
kamu hanya bisa aku tatap dari kejauhan.
kamu hanya bisa aku kagumi dalam diam.
kamu hanya bisa aku rindu dalam gelapnya malam.

kamu seperti bintang, indah dan jauh.
kamu seperti lautan, biru menyejukkan dan menghanyutkan.
kamu seperti pepohonan, meneduhkan dan menyesakkan dikala malam tiba.
kamu seperti matahari, memiliki sinarnya sendiri dan menghangatkan.

banyak kata yang dapat mendeskripsikan dirimu.
semuanya penuh dengan kontradiksi.
kamu indah, tetapi jauh.
sesak hatiku dikala tahu bahwa kamu hanyalah bayangan.
senang hatiku saat melihat dirimu dekat.

kamu penuh kontradiksi.
kamu adalah pangeran di negeri dongeng yang aku ciptakan sendiri.
tidak nyata....

Rabu, 24 September 2014

Sie sind anders.

hanya dengan melihat pria ini, kenangan dengannya terputar kembali. sisa-sisa senyuman manis itu masih kurasakan beserta dengan pahit getirnya.
hanya dengan mendengarkan pria ini tertawa dan berbicara saja, intonasi nada dan lengkingan tawanya yang khas, seperti sebuah rekaman kaset yang terus bermain di kepalaku.
hanya dengan menatap pria ini, wajahnya kembali muncul dan kembali berhadapan denganku yang masih sangat lemah ini.
hanya dengan melirik pria ini dari kejauhan saja, aku tau............ia berbeda dengannya.
tapi mengapa? mengapa setiap elemen dalam tubuhnya terpatri dengan jelas di wajah pria ini?
mengapa setiap melodi yang terdengar dari pita suaranya, seolah menarikku kembali dan ingin sekali mengatakkan bahwa aku rindu padanya?
aku ingin terus berada di dekat pria ini. ingin terus berbagi cerita dengannya. tak peduli siang dan malam. tak peduli siapa dan apa yang ia bicarakan, aku ingin terus mendengar melodi suaranya. aku ingin terus merekam tawanya yang menggema di ruangan kecil ini.
mungkin aku hanya terobsesi dengannya, mungkin aku hanya merindukkan sosoknya yang hilang dari pria ini dan sedang berpegang teguh pada sesuatu hal yang bisa kita analogikan sebagai barang imitasi yang hampir mirip dengan originalnya. but still, I love it.
entah sampai kapan aku terus meyakini bahwa ini fana. bahwa sesuatu hal yang memiliki 99,99% kemiripan pun tetap memiliki perbedaan yang sangat jelas pada akhirnya. tak adil memang jikalau pria ini tau bahwa alasan terkuat mengapa aku ingin dekat dengannya hanya karena ia merupakan cerminan dari seseorang di masa lalu. aku tak tau sampai kapan aku terus ingin berada didekatnya hanya karena merindukan sosoknya yang hilang. tetapi, tak dapat kupungkiri bahwa aku merindukan setiap hal dari dirinya yang ku sukai dan aku menemukan itu dari pria ini.

Pria yang mungkin hanya akan menganggapku sebagai adik kecilnya...

:)

aku masih ingat pertemuan pertama di kafetaria itu. sejenak, aku masih tak menyadari -atau mungkin terlalu acuh?- bahwa kamu akan menjadi sesuatu yg tidak biasa dalam mengisi hari-hariku. sapaan dan uluran tanganmu yg masih menjadi hal biasa bagiku, kini ingin aku rasakan kembali. aku mendengarkan hal-hal detail dari setiap kalimat yang kamu ucapkan padaku. gesture tubuhmu, tatapan matamu saat mendengarkanku, masih sangat aku ingat.
sering tak sengaja aku melihatmu berjalan di koridor itu dengan menundukkan kepala. entah apa yang sedang kamu pikirkan. sering tak sengaja aku melihatmu berbicara dengan mereka, dan aku pun ingin dianggap ada saat itu. aku ingin kamu menyadari bahwa aku juga berada disitu.
sering aku berharap kamu menghampiriku saat melihat dan mengajakku berbincang. kemudian aku pun tersadar, itu takkan pernah terjadi. sering aku berharap kamu akan menatapku dari kejauhan sama seperti diriku yang selalu melihatmu pergi. kemudian aku pun tersadar, menungguku saja kamu pun takkan sudi.
ah, siapa lah aku ini yang terus berharap menjadi elemen yang penting bagi hidup seseorang. aku hanyalah seorang Nisa yang sedang berjuang bangkit kembali dari sisa-sisa kehancuran hidupnya...

Senin, 18 Agustus 2014

Cerpen 1 --- Serupa Tapi Tak Sama (part two)

"Lo jadi ikut komunitas itu?" tanya Yuna melirikku yang sedang asik mengisi formulir open recruitment secara online.
"Yep." jawabku singkat.
"Oh, kapan oprec-nya?" tanyanya lagi.
"Sekarang udah oprec sih. Tapi interview-nya dua minggu lagi kayaknya. Abisnya gue bete gitu loh ngga ikut organisasi selama kuliah. Gue ngerasa kayak wasting time aja kalo cuman untuk kuliah-pulang-kuliah-pulang." jawabku sambil menopang dagu dan menerawang ke depan. Dan gue juga pengen menyibukkan diri supaya ngga selalu keinget sama Grian sih sebenernya, batinku melanjutkan.
"Well, good luck, then." ujar Yuna sambil menyeruput kopinya untuk yang terakhir dan ia pamit kepadaku untuk segera ke perpus melanjutkan tugas karya ilmiahnya yang tertunda.
Aku pun sendirian di kantin dengan ditemani oleh secangkir vanilla latte beserta hotdog yang sama sekali belum aku makan. Entahlah, tiba-tiba nafsu makanku menjadi hilang. Melihat hotdog dingin dengan saus tomat diatasnya malah membuatku semakin tak ingin memakannya. Aku melirik hotdog itu sambil menaikkan bahu dan menghela nafas panjang seraya menggumam, "Yah, yaudah lah.". Aku pun akhirnya melahap hotdog itu dan meneruskan mengisi formulir oprec yang tertunda dan segera mengklik tombol send yang tertera pada layar. Selesai sudah tugasku. Tinggal menunggu konfirmasi dari pihak komunitas itu dan aku akan mengikuti dua interview yang akan diselenggarakan kurang lebih dua minggu lagi.




***



Aku memarkirkan motorku tepat didepan gedung berlantai tiga ini. Gedung ini merupakan basecamp-nya komunitas yang akan aku ikuti dan aku pun segera memasuki gedung itu untuk menuju ke lantai dua. Sesampainya aku di lantai dua, aku disambut oleh seorang cewek yang sempat membuatku terpana akan kemodisannya dalam berpakaian.
"Halo, siapa namamu?" tanya cewek itu sopan sambil mengulurkan tangannya padaku.
"Riani." jawabku membalas jabatan tangannya.
"Oke, kamu udah isi absen?"
"Belum. Dimana ya?"
"Disini." Cewek itu menyerahkan dua lembar kertas HVS dan sebuah pulpen. Setelahnya, aku diminta dia untuk memasuki ruangan yang tak jauh dari situ. Aku mendapati ruangan itu seperti ruangan meeting dengan adanya meja persegi panjang dan kursi-kursi kantor yang telah diatur sedemikian rupa. Aku menyalami orang yang berada disitu satu persatu termasuk seorang cowok yang sedang duduk di kursi pimpinan rapat yang kemudian kami berdua saling memperkenalkan diri.
"Hai, Riani." ucapku seraya tersenyum memperkenalkan diri kepada cowok itu.
"Halo, Dityo." balasnya sambil tersenyum lebar.
Aku duduk di kursi yang kosong dan merilekskan tubuhku yang cukup letih karena mencari tempat ini. Satu persatu aku lihat orang-orang yang berada di ruangan ini sambil mendengarkan mereka yang mengobrol dengan teman disampingnya. Mungkin mereka memang sudah berteman sebelum ini atau baru berteman dan sudah akrab. Entah lah. Aku tak terlalu peduli akan hal itu. Mataku terhenti pada satu titik dimana Dityo duduk sambil melihat -atau mungkin membaca- kertas yang dipegangnya. Aku tak tahu mengapa ia sangat familiar dengan seseorang yang sangat aku kenal. Aku mengernyitkan dahi dan mengingat siapa yang mirip dengan Dityo ini. Ah, aku tak bisa secepat ini mengingatnya sebelum aku mendengar sepatah atau dua patah kata yang terlontar dari mulutnya. Tak lama kemudian, cewek modis yang mengenakan celana berjeans robek dengan baju longgar berwarna putih dan ankle boots itu pun masuk ke ruangan dan membisikkan sesuatu kepada Dityo. Setelah mendapat tanda dari Dityo. cewek itu pun duduk dan memulai sesi Group Discussion. Sebelumnya -seperti biasa- masing-masing dari kami pun memperkenalkan diri dan setelahnya aku mengetahui bahwa cewek itu bernama Dian. Setiap kata yang terlontar dari mulut Dityo, aku cermati baik-baik dan seketika aku teringat bahwa ia (sangat) mirip dengan.....Grian. Ya, dari postur tubuhnya, bentuk wajahnya, senyumnya, tawanya, cara berbicaranya, pelafalan ucapan bahasa Inggrisnya serta dari caranya menatap seseorang berbicara. Aku memandangnya seolah tak percaya bahwa Dityo ini sangat mirip dengan Grian. Aku memandangnya lagi. Mendengarkan dia lagi. Dan kembali meyakinkan diriku bahwa Dityo tidak mirip dengan Grian. Ah, usahaku sia-sia karena tak dapat kupungkiri bahwa Dityo sangat mirip dengan Grian. Postur tubuhnya yang tinggi besar, bentuk wajahnya yang bulat, serta tatapan matanya yang cukup sebagai bukti bahwa ia mirip dengan Grian. Aku tersenyum kecut. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Bagaimana mungkin aku yang berniat ikut komunitas ini agar menyibukkan diri supaya tak teringat Grian malah bertemu dengan seseorang yang justru tambah membuatku gila karena usahaku ini sia-sia belaka?
Udahlah, Ri. Mundur aja. Buat apa ikut komunitas yang malah bikin lo semakin keingetan Grian? Ngundurin diri aja, batinku mendesak.
Oh come on, Ri! Ini bukan seperti apa yg lo pikir. Semirip-miripnya manusia, pasti ada perbedaan dan entah kenapa gue yakin kalo Dityo ini sangat berbeda dengan Grian dan bahkan dia lebih baik dari Grian, batinku yang satunya membantah.
"Jika terpillih sebagai pengurus, apakah kalian bersedia meluangkan waktu kalian dan berkomitmen?" tanya Dityo kepada masing-masing dari kami.
Mau jadi pengecut, Ri? Ketakutan akan hilang kalo dihadepin. Bukan dihindarin kayak gini. Please don't be coward, batinku bergejolak.
Ini bukan masalah pengecut ya, Ri. Ini masalah usaha. Gimana lo mau ngelupain Grian kalo lo terus-terusan ketemu sama orang yang mirip banget, oh bahkan mungkin kopiannya Grian, huh?, batinku yang satunya kembali menekanku.
"Jadi, bagaimana, Riani? Apakah kamu bersedia menjadi pengurus komunitas ini?" tanya Dityo sambil melihat mataku yang sedang penuh keraguan ini.
Aku terdiam sejenak. Tak sampai 5 detik aku pun memutuskan, "Ya, saya siap dan saya berkomitmen."
"Oke, jadi semuanya udah deal ya. Kami akan mneginterview kembali Anda yang bersedia menjadi pengurus kira-kira 1 jam kedepan." Dian memberitahu kepada kami dan setelah itu sesi Group Discussion ditutup. Aku menghela nafas panjang seolah tak percaya hari ini terjadi sesuatu yang menurutku cukup mengejutkan dan herannya aku pun berani untuk mengambil resiko itu. Aku pun tak lama tertawa kecil akan hal ini dan kembali menunggu sesi selanjutnya sambil mendengarkan musik melalui headset.




- To be continued

Minggu, 17 Agustus 2014

Cerpen 1 --- Serupa Tapi Tak Sama (part one)

"So, after all this time, huh?" tanya Yuna memastikan.
"Yeah." jawabku pasti.
"Sejak kapan?" tanyanya lagi.
"Well, I dunno. Let's say....a month ago? Neaah, I'm not sure." jawabku disertai alis yang mengkerut dan ingatan yang masih samar.
"A month ago and you've fell in love with him? Come on! Just because he looks like Grian, it doesn't mean you can fall in love based on their similarity, right?"
"Gue tau kok." 
"Teruuus?" tanya Yuna masih tak mengerti.
"Apanya?" aku pun bertanya kembali karena belum menangkap maksud dari pertanyaannya.
"Ya apa alasan lo kalo lo ngga jatuh cinta ama dia karena bukan kemiripannya ama Grian?"
Aku pun hanya menanggapi pertanyaan Yuna dengan senyuman sembari kembali mengingat-ingat semua kejadian itu.




***

6 bulan sebelumnya...

"Hey."
Aku mendongakkan kepalaku. Dia. Ya, mengenakan kaos berkerah berwarna biru tua dengan tas ransel hitam yang digendongnya dan celana jeans yang berakhir dengan sepatu berwarna hijau muda. Sepatu pemberianku.
"Haiiii." 
"Udah lama ya nunggunya? Sorry ya baru kelar kelas ada urusan sedikit." ucapnya sedikit merasa bersalah.
"No, that's okay. Gue juga belum lama kok." 
"Okay, so...udah mesen?"
"Udah kok barusan. Bentar lagi juga pesenan gue dipanggil. Oh ya, lo mau mesen apa?"
"Espresso. As usual." jawabnya singkat disertai senyum kecil.
"O...kay."
Tak berselang lama, namaku dipanggil oleh waiter dan aku menghampirinya untuk mengambil pesananku. Aku melihat daftar menu beserta harganya dan tak sampai 5 detik mataku tertuju pada harga espresso yang langsung aku pesan. Sembari menunggu espresso, aku melirik ke arah dia yang sedang asyik memainkan ponselnya di kursi kayu itu. Grian. Grianda Prasetyo. Lelaki yang sempat mengisi hari-hariku selama 2,5 tahun ini. Lelaki yang telah memberi arti senyum, ketulusan, pengorbanan, perjuangan, dan rasa sakit. Lelaki yang telah menikam hatiku berkali-kali dan aku (bodohnya) masih menaruh perasaan padanya. Getaran indah dan menyakitkan itu masih terasa dihatiku. Aku tak tahu apakah aku harus menikmati ini ataukah harus segera menyingkirkannya. Aku menundukkan kepala seperti orang yang telah putus asa kehilangan arah.
"Nona Riani!" seru waiter membuyarkan percakapanku dengan diriku sendiri. Yeah, aku memang selalu begini, bercakap-cakap dengan diriku sendiri dalam batin.
"Oh ya." aku mengambil cangkir espresso di tangan kanan sementara tangan kiri sibuk memegang Iced Green Tea Latte kesukaanku.
"Here it is." celetukku spontan sambil menaruh secangkir espresso di depan Grian.
"Wow, thank you. Berapa?" tanya Grian buru-buru mengambil dompet di saku celananya.
"No need. I treat you today." jawabku cuek dan meminum Iced Green Tea Latte.
"Nope." Kekeuh Grian mengeluarkan selembar uang 50 ribu dan memaksa telapak tanganku untuk terbuka agar ia bisa menaruh uangnya disitu. Aku terkejut dan Grian berkata, "Terima atau gue ngga akan mau ngopi sama lo lagi. Oh iya, sisa uangnya buat lo. Rejeki jangan ditolak." kemudian ia kembali menutup telapak tanganku dan tersenyum polos. Sesaat aku mematung dan perang di dalam diriku kembali berkecamuk melihat senyum Grian yang polos dan itu mencegahku untuk marah padanya.
"Elo ya, selalu begitu. Thanks anyway." balasku pasrah sambil menaruh uang itu di dompetku.
Grian tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang rapi saat aku sudah tak bisa berbuat apa-apa dengan keinginannya. Ia selalu seperti itu dan aku pun hanya bisa menaikkan alis dan memainkan bola mata keatas kesamping pertanda acuh. Aku hampir lupa tujuan dari pertemuan kami siang ini setelah 1 tahun lamanya tidak berhubungan via apapun. Aku masih ingat Selasa malam saat Grian memutuskan hubunganku dengan alasan jatuh cinta dengan wanita lain. Aku terkejut saat itu dan langsung tak terima alasannya. Grian mengatakan bahwa lebih baik ia jujur akan hal itu dibanding mencari berbagai alasan klise yang berujung pada sebuah kebohongan dan ia menegaskan bahwa tak ingin hubungan pertemanan kami renggang hanya karena sebuah putusnya hubungan cinta. Cukup dewasa memang, tapi tak menyurutkan rasa kekecewaanku padanya. Semua itu berujung pada putusnya hubunganku dengan Grian tetapi tidak dengan pertemanan kami. Ya, kami masih berteman baik hingga saat ini meskipun aku masih diam-diam menaruh perasaan padanya.
"Selama ini kemana?" tanya Grian serius dengan menatap mataku dalam-dalam.
"Gue? Hahaha nowhere. Dirumah, kampus, cafe...."
"Not places. Where have you been? Avoid me?" tanya Grian memotong jawabanku.
Aku terdiam sejenak memikirkan jawaban yang tepat. Oh, mungkin lebih tepatnya alibi yang tepat untuk menjawab pertanyaan yang ku benci ini. Ya, aku benci dengan pertanyaan Grian yang mengingatkanku akan setahun yang lalu. Setahun yang penuh dengan perjuanganku untuk menyembuhkan luka yang telah ia ukir.
"Ya gue ngga kemana-mana, Grian. I'm here. I'm going nowhere. Kenapa deh?" jawabku tak nyaman.
"Gini ya, gue tau perasaan lo pasti emang masih sakit dengan semua yang udah gue perbuat. Gue tau itu. Dan gue tau sebenernya lo ngga nyaman dengan pertanyaan gue tadi." ujar Grian.
Oh Grian, you got me, batinku.
".....tapi gue ngga enak kalo hubungan pertemanan kita terus dingin kayak gini, Ri. I mean, just act like you did. Okay? Gue minta maaf atas kejadian setahun yang lalu karena mencoba jujur yang berakhir dengan gue nyakitin lo. Dan gue juga ngga nyangka sekaligus seneng karena lo akhirnya merespon semua whatsapp gue untuk kembali ngomong ama gue setelah setahun ini lo nyuekin gue. Cukup hubungan spesial kita aja yang berakhir, jangan pertemanan kita yang udah berlangsung lebih dari 10 tahun, ya?"
Justru karena udah lama makanya gue bingung, Grian, batinku menjerit. 
"Gue cuma butuh waktu untuk nenangin diri aja kok. Bukan untuk ngehindarin lo, ngebenci lo or somehing like that. Really. Because, to be honest, that moment is so painful for me. Oke terserah kalo lo mau bilang gue lebay atau apa but it's the fact. Dan gue ngerespon lo baru-baru ini karena gue ngerasa gue udah siap buat ngadepin itu semua. It's not that I hate you or avoid you, Grian." aku menjelaskan secara gamblang diselingi tatapan Grian yang selalu ku hindari.
"Good, then. Kalo gini kan semuanya jadi jelas dan ngga akan ada asumsi-asumsi aneh yang ujung-ujungnya cuman buat negative thinking. Makasih ya, Ri." ucap Grian lega sambil tersenyum tulus. Aku pun tak bisa jika tak membalas senyumnya itu.
Siang itu, semua asumsi yang telah membayangi kami berdua pun sirna ditelan oleh penjelasan masing-masing dari kami. Aku mengobrol banyak dengan Grian dan tahu segala hal yang baru tentang Grian. Grian kini kuliah di Universitas Indonesia jurusan Teknik Komputer. Nina, perempuan yang menjadi alasan putusnya hubunganku telah menjadi pacar Grian selama 10 bulan. Aku mungkin dapat menyembunyikan rasa sakit itu di depan Grian, tetapi mungkin tak akan bertahan hingga aku pulang nanti. Aku lebih memilih untuk menikmati setiap cerita yang Grian tuturkan hanya untuk kembali melihat senyumnya yang khas. Senyum yang dulu pernah ia tunjukkan dihadapan teman-temannya saat ia menceritakan tentangku.






- To be continued

Jumat, 08 Agustus 2014

I used to...

I used to know you and maybe I still know you like I did.
I used to admire you and maybe I still admire you like I did.
I used to look at your swollen eyes and maybe I still look at you.
I used to love you and I don't know if I still do or don't.

I used to hold your arms and feel your breath.
I used to hear your voice and think about its meaning.
I used to smell your scent and memorize it in my brain.
I used to count your footsteps and feel excited when you're around.

I used to listen your stories and laugh at them.
I used to joke around with you and be happy with it.
I used to debate with you and ended up with a warm hug from you.
I used to feel cranky to you and all you do is just calm me down.

I used to watch you leave and never look back.
I used to say "don't leave me alone" and all you ever give is a silence
I used to wait for you and you never come.
I used to have a faith on you and time by time it's fading.

what is an 'I used to' worth for?

Kamis, 10 Juli 2014

Hilang?

Rasa sakit itu sudah bias. Tak tampak lagi. Tak terasa lagi. Tak lagi mengunjungiku seperti biasanya.
Rasa sakit itu sudah lelah menggerogotiku. Tak mampu untuk menghancurkan diriku.
Rasa sakit itu perlahan menjauh, menepi hingga tak terlihat lagi tanda-tandanya.
Apakah ini karena aku sudah hancur hingga rasa sakit itu tak lagi memangsaku seperti Dementor memangsa setiap kenangan baik setiap orang?
Ataukah....aku hanya terlalu kuat untuk dihancurkan oleh rasa sakit itu?
Aku masih ingat bagaimana rasa sakit itu merajam diriku. Masih ingat bagaimana rasa sakit itu memenjarakan diriku. Mungkin ini berlebihan tetapi rasanya sulit untuk dituangkan dalam sepatah kata pun. Aku pun saat ini tertawa. Mengapa dulu aku yang sangat ingin mengakhiri rasa sakit ini malah mempertanyakan keberadaannya saat ini? Mengapa rasa sakit itu tidak lagi menusuk hatiku dengan pisau panahnya yang tajam?
Aku hanya bisa berhipotesa bahwa waktu merupakan perisai dalam diriku yang melindungiku tanpa kusadari. Aku hanya bisa menebak bahwa kebersamaan orang-orang yang tulus mencintaiku dapat menyembuhkan luka hati ini dan ditambah dengan keajaiban kecil yang Allah berikan padaku mampu menyempurnakan itu semua. Masih berbekas memang, tetapi lebih baik berbekas daripada terus bersemayam dihati ini. Biarlah bekas luka itu menjadi pelajaran untukku akan suatu pengalaman berharga.
Terima kasih, ya Allah. Terima kasih karena Engkau tak kunjung jenuh dan penat memberiku karunia serta senantiasa menghiburku melalui mereka yang tulus mencintaiku. Buatlah mereka bahagia, ya Allah :)




- K.A

Sabtu, 05 Juli 2014

I'm back. Writing

Halo fellas! How's your day?
pertama2 gue mau ngucapin selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan ya bagi yang menjalankan. semoga puasa tahun ini tambah berkah dari yang sebelumnya dan THRnya lebih banyak #eh #aaaminn :D

Soooo, here I am. Sitting in front of my laptop and writing. Right, writing. After my hard hell weeks of exams, I'm finally back. I'm not positive that this semester my holiday not full as the last one cause, you know I took short semester and be crew of 'OSPEK Fakultas'. gezzz, it sounds exhausting yet exciting! xD

I prefer to be a buzy person than a jobless, actually. I can learn to manage my hectic time and no need to think about things that shouldn't be considered. yes, pikiran gue ini agak 'liar' sebenarnya. so...I have to control this thing hahahaha. kalo cuma liburan dirumah and doing nothing, yaaa susah ngendaliinnya hahaha. mending dipake buat mikir kayak ikut organisasi dan ikut semester pendek. dan juga gue baru daftar organisasi eksternal gitu, kemarin sih baru OPREC. yah, doain aja semoga gue diterima ^^

anyway, agak deg-degan juga hasil IP gue untuk semester ini haha. semoga hasilnya memuaskan lah aaammminn..  xD
gimana gimana? udah kebanjiran tawaran bukber belom? HAHAHAH.
gue sih ngga terlalu kebanjiran juga. palingan cuman temen2 deket dan sahabat aja yang ngadain bukber2 gitu. temen2 SMA juga belom ada kabarnya nih skrg. entahlah, apa ada bukber atau ngga. hopefully, there is.
dan gue juga alhamdulillah puasanya belom ada yang bolong nih EHE EHE. tapi tiap hari ya ada aja cobaannya. ujian kuliah sih udah selesai, ujian hidupnya yang belom #esese #udahnapanis

honestly, I have no inspiration to writing this time. dunno, just wanna be back on blogger and tell you guys that I'm still writing LOL. and this is my story for this post.
happy fasting and see ya! x



- K.A

Senin, 16 Juni 2014

Repost

“Dulu Anne pernah bilang, orang yang memendam perasaan sering kali terjebak oleh hatinya sendiri. Sibuk merangkai semua kejadian di sekitarnya untuk membenarkan hatinya berharap. Sibuk menghubungkan banyak hal agar hatinya senang menimbun mimpi. Sehingga suatu ketika dia tidak tau lagi mana simpul yang nyata dan mana simpul yang dusta.” - Tere Liye, Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin


Kamis, 12 Juni 2014

Finally.

eh? beneran ini blogger udah bisa diakses? BENERAN? YIPPPIIIIIIIIIII!!!!!!
after all this time gue nunggu nih blogger bisa diakses dan mencurahkan (((MENCURAHKAN))) segala gundah gulana gue #tsailah
agak hopeless gitu gue kemarin blogger ngga bisa dibuka.entah itu karena dari situsnya yang emang lagi under maintenance atau emang dari faktor X wkwkw. tapi agak ngga seru juga sih gue bisa ngeblog disaat perasaan gue udah ngga sesedih kemarin. but it's ok.

Iya, kemarin gue bener2 sedih, shock, ngga tau mesti ngapain, kecewa, dan.....apa lagi ya? gitu lah. segala perasaan negatif semuanya jadi satu dan campur aduk. actually ada 2 'masalah' sih yang nyebabin gue begitu. masalah dengan si X yaitu gue bingung dan ngga siap untuk mengatakan sesuatu dan emang diperluin mental yang kuat banget untuk ngomong. dan masalahnya.......gue pengen2 cepet ngomong utk ngelarin semuanya dan gue pun ngga siap juga buat ngomong. NAH LHO??! bingung kan lo harus gimana? sama ( .__.)/|

trus ada juga sedikit 'problem' ama seseorang. yah, sebelum gue tau hal ini pun gue udah punya feeling ngga enak tentang sesuatu dan tentang this 'someone'. gue pun saat itu ngerasa ngga ada apa2 dan ya emang ngga ada apa2. tapi ngga lama setelah itu gue dikasih tau oleh seseorang kalo this 'someone' udah nyeritain hal ttg gue yang seharusnya JANGAN diceritain ke org lain even ke orang terdekatnya dia. Guys, rahasia tetep rahasia. mau lo bilang ke org tua lo kek, ke sahabat lo kek, ke temen lo, ke kakak lo, atau ke siapapun, itu ttp ngebocorin namanya. dan apapun alasannya, gue tetep ngga bisa nerima itu. when I knew about that, I feel like, "wow. wow. wow. hahaha okay.". yes, ketika gue tau tentang sesuatu and I have no words to say saking shocknya, gue kadang cuma bisa ngucap 'wow'. buat gue wow itu ambigu, maknanya banyak hahaha. makanya kalo gue ngomong wow itu pasti ada 2 makna hahaha.

ngga munafik juga waktu tau hal ini pun gue sempet menitikkan air mata. entahlah, saking sakitnya, saking marahnya atau saking shocknya. gue orangnya jarang nangis (well well, ini ngga termasuk waktu nonton dorama2 jepang ya) dan disaat gue nangis pasti ada sesuatu yang bener2 memukul gue banget. and I cried yesterday. emang seharusnya gue ngga boleh mengabaikan bad feeling waktu itu kali ya :"")

dan sahabat2 gue pun emang sebenernya ngga sreg waktu mereka tau kalo this 'someone' tau ttg gue yang ngga sembarang orang boleh tau. mereka keberatan dan bilang "cuma keluarga dan sahabat2 lo yg udah tau keadaan lo yg sebenarnya aja nis yang boleh tau hal ini." It should be. yah, mungkin emang kemarin gue lagi apes aja kali dan lagi bener2 hopeless aja makanya dengan gampangnya gue cerita to this 'someone'. mungkin apa yang sahabat2 gue bilang wktu itu bener, kalo this 'someone' cuman basa-basi aja waktu itu dan tanpa ada secuil niatpun untuk bener2 serius ama gue. mereka bilang "kalo dia emang niat serius ama lo, dia ngga akan ninggalin lo apapun keadaannya. kalo pun jaga jarak ngga akan kayak gini caranya. dia akan tetep deket sama lo no matter what happens instead of menjauh dari lo dengan segudang alasan yang menurut gue klise."

 gue pun cuma tersenyum miris dan berkali-kali menyebut diri gue bodoh. yah, yaudah lah. nasi udah jadi bubur. tinggal pikirin gimana caranya buat bubur yang enak. toh pada akhirnya cuman keluarga dan sahabat2 yang udah tau dan ngerti keadaan gue yg sebenarnya yang bener2 bisa gue percaya. jadiin pelajaran aja untuk ngga gampang percaya ama omongan orang lain dan dari kesan pertama ama orang yang baru dikenal. :)))

またね!


- K.A

Sabtu, 31 Mei 2014

Rindu

Hatiku terasa gelisah saat menyambut malam.
Jiwaku takut saat menghadapi senja yang telah meninggi dan bersiap untuk berganti waktu.
Karena...
Disaat-saat inilah rinduku bertumpah.
Berceceran tanpa ada seorang pun yang memungutnya.
Menyebar hingga ke setiap inchi tubuhku dan membakarnya.
Mengambil alih pikiranku dengan seenaknya.
Ingin aku segera memejamkan mata menuju kehidupan fana.
Sialnya, di kehidupan fana ini lagi-lagi aku bertemu denganmu.

Hey, kamu.
Mengapa kamu seenaknya mengubah cerita dalam mimpiku?
Mengubahnya sehingga kamu yang menjadi pemeran utama didalamnya.
Tak cukupkah dalam kehidupan nyata kamu sudah mengambil alih seluruh komponen dalam diriku ini?
Tak cukupkah kamu menyiksa diriku yang sedang haus akan dirimu?

Kamu sendiri merupakan sebuah mimpi bagiku.
Entahlah, apakah akan menjadi nyata ataukah selamanya menjadi angan-angan belaka.
Entahlah, apakah hanya bisa kunikmati seperti ini ataukah suatu hari dapat ku gapai.

Ironis memang.
Sebuah rindu yang semestinya dapat kunikmati bahagia malah beralih menjadi seperti sebuah kisah Cinderella.
Tidak, manis. Bukan Cinderella bersepatu kaca itu.
Melainkan Cinderella tanpa seorang pangeran yang menjemputnya.
Terlalu indah jika kita hanya bertumpu pada kisah dongeng klasik yang selalu berakhir dengan bahagia.

Mereka bilang padaku untuk menikmati saja rindu ini.
Ya, aku memang sedang menikmatinya.
Menikmati sebuah rasa yang tak berdefinisi.
Berjalan setapak demi setapak pada jejak kecil yang aku sendiri tak tahu akan berujung kemana.
Menyusuri lorong panjang yang menguras energi dan melinukan langkah kakiku.





- K.A

Kamis, 29 Mei 2014

Hey, D.

Hey, D.
aku berdiri tepat didepan sebuah coffee shop yang sering kita kunjungi.
suasananya tidak berubah, tatanan kursi dan meja kayu jati tetap berada ditempatnya.
sapaan para pelayan yang menyambut pelanggan terus menggema.
aroma khas kopi selalu tercium disekelilingnya.
menu yang ditawarkan pun sama.
Hanya satu yang berubah : kamu.

Hey, D.
lama tak berjumpa.
berjumpa dalam frekuensi yang sama.
menertawakan lelucon yang kita ciptakan.
membincangkan bahasan yang menarik tentang hal sekitar.
memperdebatkan hal yang kita sangsikan kebenarannya.
Hanya satu yang berubah : frekuensi kita sudah berbeda.

Hey, D.
perasaan hangat itu memang sudah tak lagi ditempatnya.
rasa rindu itu menjelma menjadi sesuatu yang hambar.
perasaan membuncah itu tak lagi membuat jantungku melompat kesana kemari.
tetapi...
mengapa getaran kecil itu masih terasa saatku melihatmu?

Hey, D.
aku tak tau apa arti dari getaran kecil ini.
hanya saja, aku selalu merasakannya saat menatapmu dari dekat.
saat mendengarkan kata-kata yang terujar dari bibirmu.
saat menatapmu pergi ketika kamu pulang.
saat melihatmu tertawa dengan khasnya.

Hey, D.
air mata ini sudah tak lagi mengalir deras seperti kala itu.
apa karena sudah tak bisa?
aku tak tahu.
hati ini tak lagi bisa merasakan hatimu.
apa karena sudah lelah?
aku lagi-lagi tak tahu.

Hey, D.
kamu tau?
bayanganmu masih sesekali singgah saat heningnya malam.
canda tawamu masih sesekali menyergap hatiku saat sendiri.
kerlingan matamu masih sesekali aku lihat dalam mimpi.
seketika aku langsung tersadar.
ah, sudah lah.

Hey, D.
aku lelah.
bolehkah aku berhenti?
aku penat.
bolehkah aku putar haluan?
aku ingin pergi.
bolehkah aku meninggalkanmu?

Hey, D.
kita ini layaknya rel kereta.
beriringan, tetapi takkan pernah menyatu.
terlalu banyak batu kerikil disekeliling.
selalu terinjak oleh suatu benda yang kuat.

Hey, D.
kita ini juga laksana minyak dan air.
tak pernah bersatu.
memiliki bobot jenis yang berbeda.
sekalipun disatukan, pasti suatu saat akan terpisah juga.
sekalipun disatukan, akan tercipta suatu batas yang pasti muncul untuk memisahkan.

Hey, D.
inikah saatnya untukku mengucap selamat tinggal?
terlalu cepat kah?
atau aku terlalu lamban?

Hey, D.
tenang saja, semesta masih menginginkan kita untuk terhubung.
janganlah kamu sungkan untuk berbicara denganku.
untuk itu, bolehkah aku mengucap dua kata sederhana?

selamat tinggal, D.
I wish you happiness.




-K.A

Selasa, 27 Mei 2014

Me, these days.

hola!
mau cerita nih hhehe.
entah kenapa hari ini gue...................GABUT BANGETTT!!
kerjaannya dari bangun tidur cuma makan, nonton dorama, online, sama main hp (online lagi).
entahlah, mungkin hari ini hari termalas sedunia? *nyengir*
padahal minggu ini ada UTS Farmakologi ama 2 laporan praktikum yang mesti gue kerjain. tapi ya itu. gue males banget hari ini entah knp hahaha. mungkin karena dari kemarin hectic banget jadi gue rasa gue harus melampiaskan rasa dendam gue hari ini. *mengepalkan tangan*

trus oh ya, akhir-akhir ini gue lagi keranjingan banget ama Dorama-Dorama Jepang. selain aktor2nya yang hawt luar biasahh, jalan ceritanya juga ngga ngebosenin. dan bahkan ada yang sampe bikin gue nangis sesenggukan :""). semua bencana ini berawal dari temen gue, Yunnica yang emang otaku Jepang dan dia waktu itu minta flashdisk gue dan entah ngopy apaan. gue curiga.

Gue : mau ngapain yun?
Yunnica : udeh lu diem aje.
Gue : .....
Yunnica : (ngga lama) nih, nanti kalo sempet nonton ya. lo suka kan dorama yang diangkat dari anime gitu?
Gue : mm....sort of (sambil nerima flashdisk gue dari doi)

Pas malemnya, gue iseng nonton dorama yg dia kasih. kalo ga salah itu dia ngasih Koizora ama Paradise Kiss. gue awalnya mau nonton yg Paradise Kiss karena gue pikir itu pasti romantis banget karena ada 'kiss' di judulnya hahaha *jitak* #shamenisa #IamHopelessRomantic
etapi ngga jadi karena gue tiba-tiba puter haluan ke Koizora. alhasil, nonton lah gue Koizora. in the end...................GUE NANGIS SESENGGUKAN MACEM CEWEK ABIS BELI SEPATU YANG HARGANYA NGGA JAUH BEDA DARI TOKO YANG BERBEDA. *oke, enough this already -_-*
.
.
.
.
.
ETAPI GUE BENERAN NANGIS COYYYY. nangisnya lebay banget asli. ASLI. adek gue aja ampe bilang "lu ngapa dah, kak? najong banget ih lu jelek." dasar adek durhaka-_-
Koizora tuh...sialan banget emang ceritanya. sedih coy. awal2 dibuat melambung dan berkali2 ngomong "hanjis lah ni cowok romantis banget." tapi pas endingnya................BYE AJA DEH :""")
ngga lama setelah nonton itu (and yeah, mata gue masih sembab dan masih bunyi 'hiks hiks' pas napas), gue searching pemain-pemain di Koizora itu di gugel.
tiba-tiba....
...
...
...
MATA GUE SEGER LAGEEEEH. kenapa?
NIH :

           


iye, itu aktor utamanya yang jadi Hiro di Koizora. His name is Miura Haruma-san. Gimana ngga seger cobak mata gue? :"""")
gue langsung kayak emak-emak yang liat harga diskon 75% di toko baju ama kosmetik : SUMRINGAH, HEBOH NGGA JELAS :")
besoknya, gue langsung lapor ke Yunnica perihal tersebut dan as usual, gue selalu jadi orang yang heboh sendiri kalo nemuin sesuatu yg exciting. contoh: gue sok2an nanya ttg Koizora ke temen gue yg suka ama Jepang juga dan reaksi mereka "ah itu. aku udah nonton, Nis."
kalo diibaratkan, lo lagi pamer barang mahal ke temen-temen lo dan reaksi mereka "yaelah, gue udah tau." atau "hhahaha itu trend udah dari kapan tau." sakit men, sakit :"""")


guenya juga sih oon, anyway :')

yaudah, semenjak dari situ gue di copy-in mulu ama Yunnica dorama-dorama Jepang yang semakin hari semakin 'ngebentuk' gue jadi sok kayak orang Jepang dengan ngomong2 bahasa Jepang ke temen2 gue. ke nyokap gue juga pernah. dan reaksi beliau....
"NGOMONG APAAN SIH KAMU, KAK. sana beli kecap ama telor di warung belakang."
Ibu..... :""""")
trus juga ngomong2 jepang ke Akbar (re: adek tingkat yg jago bahasa Jepang) dan........gitu deh. gue ngomong satu kata, dia satu kalimat :""") *kemudian langsung melipir*  #mampuslunis #mamam #emangenak
jadi lah sekarang gue ngoleksi dorama2 Jepang. terutama yg genre-nya romance ama action. dan cuma dari dengerin mereka ngomong sembari ngeliat translate-nya, gue sedikit2 tau bahasa Jepang. yah, bahasa gaul-nya lah kalo disini. oh iya, gue juga jadi sedikit tertarik untuk belajar atau liburan atau bahkan tinggal di Jepang. tapi excited gue ngga sebesar keinginan gue untuk lanjut Master di Jerman sih. maybe study in German and living in Japan is not bad hmm. AAAMINNNN :"")

trus mau cerita apa lagi ya.....


Oh iya, mau ngasih tau aja. hari ini, tepat 27 Mei 2014, adek gue 'tersayang' sedang berulang tahun ke yang 10 loh :'D semoga jadi anak yang sholeh, cerdas, nurut ama orang tua....dan gue hahahaha. jangan sering2 ganggu gue waktu lagi asik2 nonton dorama -_-  yah, pokoknya yang terbaik aja lah buat dia :') *makan kue tart*
iya, adek gue tuh sering banget ganggu gue waktu gue lagi asik2 nonton dorama. pasti alesannya "mau main game ahelah." (kebetulan laptopnya cuma satu dan itu selalu jadi rebutan sengit antara gue dan adek gue). satu-satunya cara ampuh buat ngediemin rengekannya dia adalah....
"apaan sih lu. gue lagi ngerjain tugas." *sambil buka ppt materi seminggu yg lalu*
dan as usual, dia pasti bakal "ah, yaudah nanti jam 9 udahan."
dan gue balik lagi ke windows media player buat ngeplay dorama yg tadi ketunda :') #ampundek #kakakyangbaik #pret

gatau kenapa juga gue lagi 'kreatif' banget nih bikin kata-kata buat bikin sajak-sajak norak di blog ini. hahahha. pengalaman ya, Nis? #ehhhh
ngga semuanya pengalaman kok. paling ada beberapa inspirasi yang gue dapet dari keseharian. dari mana aja. not always from my own experience or my daily activities.
tapi untuk orang yang kenal gue, pasti ada lah beberapa post yang gue tujukan untuk seseorang hahahahaha :D
abisnya kalo ngga gue tuang disini, gue bisa ngga konsen coy. kebayang mulu ama tuh kata2 yang minta gue keluarin supaya ngga numpuk kayak deadline gue :")
ngomong-ngomong soal deadline....................


GUE HARUS BELAJAR BUAT UTS DULU YA! :"")
さようなら!


- KA

Sabtu, 24 Mei 2014

Tears Won't Come

udah ngga bisa nangis.
ngerasain sedih sih pasti. apalagi ngerasa kehilangan.
tapi udah ngga bisa nangis. cuman ngerasain sakit aja dihati.
gue juga ngga ngerti kenapa bisa begini.
kadang mikir, kenapa ya harus begini banget akhirnya?
kenapa ya harus gue lagi gue lagi yang ngerasain sakit?

ngerti sih ini semua Allah yang ngerencanain biar gue tambah kuat.
tapi ya bosen aja gitu harus gue lagi gue lagi yang sedih
harus gue lagi gue lagi yang ngerasa kehilangan
kemarin baru aja nemuin 'setitik harapan' yang awalnya gue pikir itu bakal bikin gue bahagia sedikit.
gue bersyukur meskipun kebahagiaan itu cuman setitik.

tapi lagi lagi diambil.
tapi lagi lagi pergi.
tapi lagi lagi menguap ampe ngga tersisa

dan yang gue lakuin cuma bisa diem.
cuma bisa mematung
cuma bisa bingung
cuma bisa ngerasain rasanya kehilangan untuk yang kesekian kalinya
cuma bisa nulis di blog ini.

kalo asal kalian tau, gue nulis di blog ini sambil nangis hahaha
au dah nangisin apaan
gue aja ngga ngerti
gue capek kali
atau gue beneran sedih? hahha gatau

di keramaian, tapi batin bener-bener ngerasa sendiri
kayak ada yang kosong
kayak ada yang hampa
ketawa sih, tapi cuman topeng
senyum sih tapi cuma buat ngeyakinin diri sendiri aja kalo ini semua baik-baik aja

tapi kalo udah sendirian gini, gue balik lagi kayak nisa yang bener-bener nisa.
ngerasa sendirian
ngerasa hampa
yang paling menyakitkan adalah, gue gatau penyebabnya apa.
kalo gatau penyebabnya, ya otomatis gue gabisa 'nyembuhin'

dan gue mengambil kesimpulan yang sama :
PASRAHIN AJA DEH.


hehehehehehe :')



- KA

So, Is This Will be Your Last?

I never thought that you really want to leave.
I never thought that you'll leave me so soon.
I never thought that your words will happen.
I never thought that you'll leave me by this way.
I never thought that you don't even have a words to say.

Even it's just a simple good bye.

But I have one simple question : why?
Why?
Why?
Why?
Why?
Why?

Why you leave me like this?
Why you have no words to say?
Why you leave me without saying good bye?
Why you don't say to me that you really want to leave?
Why so soon?

I never regret anything I've told you.
But one thing.
Why...did I tell you bout that?
Why...was I so stupid to believe in you?
To believe, that you never leave
To believe, that you will say 'good bye' in the end, at least.

Should I trust you again?
Should I count on you like I did?
Should I have a very last hope that you'll be back to me?

So, is this will be your last?
Your last words?
Your last helps?
Your last laughter?




Yes, this is.
I guess....




- KA

Kamis, 22 Mei 2014

Aku rindu kalian

Aku masih ingat bagaimana aku menghabiskan waktu dengan mereka.
Aku masih ingat suara gelak tawa kami yang begitu lepasnya.
Aku masih ingat air mata mereka yang mengalir hanya demi seorang 'aku'.
Aku masih ingat obrolan santai kami di kamar itu.
Aku masih ingat kata-kata semangat yang terlontar masing-masing dari kami.
Aku masih ingat impian-impian yang saat itu terlontar dengan sendirinya.

"Nanti aku dokternya, Kak Nisa Kepala Apotekernya, trus Kak Via Kepala bagian administrasi RS-nya. nanti kita bangun RS bareng-bareng." ujar Puti, adik kami yang manja dan manis.
Aku dan Via pun mengamini dengan hikmad dan dari relung hati yang terdalam.

Disaat masa-masa sulitku, mereka selalu ada.
Disaat masa-masa paling berat dalam hidupku, mereka senantiasa menghibur.
Disaat titik terendahku, mereka selalu mencoba membangkitkanku.
Disaat masa-masa bahagiaku, mereka tidak beranjak pergi. tetap disampingku.

I can't be more thankful enough for this.
This is more than enough
More than precious
More than anything
 
Masih ingatkah bagaimana gusarnya kalian saat banyak yang mencemoohku?
Masih ingatkah bagaimana marahnya kalian saat dia mencampakkanku begitu saja?
Masih ingatkah bagaimana sedihnya kalian saat tau kondisiku yang sebenarnya?
Masih ingatkah bagaimana menyesalnya kalian saat kalian memarahiku habis-habisan disaat kalian tidak tau keadaan yang sebenarnya?
Masih ingatkah saat kalian memelukku erat disaat aku sudah terjatuh ke lubang yang terdalam?
Masih ingatkah kalian saat kita pergi ke UI dan kita tersesat hanya karena ke-sok tau-anku dalam memilih jalan?
Masih ingatkah kalian saat kita membicarakan dan menertawakan segala hal jika kita sudah berkumpul?

Aku masih ingat.
Semua tergambar jelas dalam memoriku.
Jika terputar, bibirku selalu menyunggingkan tawa kecil yang bahagia.
Terkadang aku tidak habis pikir mengapa aku ditakdirkan untuk bertemu kalian yang memiliki sifat aneh dan cukup gila yang aku yakin setiap orang pun akan menganggap demikian
Tak sampai 5 detik aku menemukan jawabannya
Karena kalian, hidupku menjadi lengkap
Karena kalian, hidupku menjadi berwarna
Karena kalian, aku tak merasa sendiri 
Karena kalian, aku menjadi nisa yang sebenarnya
Tak ada yang ditutupi, tak ada yang disembunyikan
Dan kalian masih menerimaku dengan segala kelebihan dan kekuranganku
Dan kalian masih menyayangiku beserta masa laluku yang kelam dan masa depan yang sudah didepan mata

Saat ini kita sedang berada di frekuensi yang berbeda
Saat ini kita sedang merintis mimpi-mimpi yang kita miliki
Saat ini kita sedang merajut masa depan yang indah  untuk kita satukan suatu hari nanti

Berada di frekuensi yang berbeda, bukan berarti memisahkan kita.
Bukan berarti menjauhkan kita.
Percayalah, jika bertemu lagi, kita akan berada dalam satu frekuensi yang sama.
Akan berada dalam suatu kondisi bahagia dan rindu yang sudah bertumpah ruah menjadi suatu ikatan batin yang kuat

Terima kasih, sahabat.
Oh, maksudku keluargaku.
Siapalah aku tanpa kalian
Nisa bukan Nisa tanpa Via dan Puti.
Aku sayang kalian.











- KA

Rabu, 21 Mei 2014

Ketika hidup...

Ketika hidup tak lagi melulu tentangnya.
Ketika hidup yang dijalani tak lagi merisaukannya.
Ketika hidup tak lagi berpusat padanya.
Ketika hidup tak lagi gundah gulana karenanya.

Disaat itulah kita tau kita sudah perlahan menjauh.
Disaat itulah kita tau kita sudah mengambil langkah demi langkah untuk meninggalkannya.
Disaat itulah kita tahu sudah saatnya kita berhenti mencari.

- KA

Kamu.

Tentang kamu yang berbaju biru
Tentang kamu yang selalu menyunggingkan senyum khas
Tentang kamu yang selalu menyembunyikan sesuatu
Tentang kamu yang berjalan santai di koridor itu

Kamu.
Selalu ku melihatmu tak sengaja
Selalu ku menatapmu dari kejauhan
Selalu ku rindukan canda tawamu yang menggema
Selalu terngiang hembusan nafas teratur darimu

Kamu.
Ku tahu ini semua memang tak mudah bagimu
Tapi percayalah, semua ini akan terbayar pada waktunya
Yang kamu lakukan hanya harus percaya

Kamu.
Pancaran matamu bagaikan deburan ombak di laut.
Menenangkan dan menenggelamkan
Senyummu bagaikan cahaya bintang yang terpendar di angkasa
Indah dan hanya saat-saat tertentu


Tentang kamu yang selalu menyendiri
Tentang kamu yang selalu memakai topeng
Tentang kamu yang aku tahu

Tenang saja.
Ini hanya sementara
Ini hanya sebagian proses hidupmu
Kamu akan baik-baik saja
Aku percaya itu

Untukmu,
Pria berbaju biru


- KA

Senin, 19 Mei 2014

I Just Wanna Throw Them Up

hola.
it's me again! :D
udah lama juga ya ngga ngeblog haha. ini aja gue paksain gara2 banyak banget pikiran yg harus segera dikeluarkan kesini. kalo ditumpuk2 terus, bisa gila gue wkwkwk. padahal besok jadwal padet banget. ada praktikum dan responsi praktikum. dan gue sebenernya lagi baca2 materi nih hahaha. tapi entah knp pengen ngeblog aja gitu ngeluarin sedikit uneg2 yang udah mulai overload kayak bom yang bntr lg meledak xD

anyway, akhir-akhir ini banyak banget kejadian2 yang cukup menguras pikiran gue hehehe. entah itu kembali memiliki cekcok dengan org yg sama dan dengan topik bahasan cekcok yg ngga jauh berbeda dgn sebelumnya, kehampaan saat pulang dari teater (ngga pernah ngerasain ini sebelumnya), ngga sengaja ngeliat anak kucing kelindes mobil (INI YANG PALING BIKIN STRESS), trus juga tentang sebuah keinginan gue yang sekarang berubah menjadi angan2 hanya karena gue..........malu buat ngomong langsung ama orangnya (yeah, this is obviously stupid).

aduh, untuk bahasan yang paling bikin stress itu, gue ngga mau inget2 lagi lah. parah ih. kejadiannya waktu gue lagi on the way ke pementasan teater gue. UDAAAHHH, NGGA MAU BAHAS LAGI. nanti keingetan, trus nangis lagi :""""""""""""""""(

bahas apa ya...ummm...
oh iya. kadang gue ngerasa capek aja selalu cekcok dengan orang yg sama, trus topik cekcoknya ngga jauh beda ama yg sebelumnya. it's like........"OH MY GOODNESS!!!! get me out from here, please.". sebenernya gue ngga terlalu memperdulikan orangnya sih. tapi kan risih aja gitu ya berantem lagi berantem lagi. kadang ngga ngerti juga sih orangnya. ibarat kromatografi, gue ini udah kayak kromatografi cairan super kritis dan gue jadi CO2 super kritisnya (??). kalo bahasa non farmasi-nya, gue udah kayak bom yg tinggal tunggu meledak :') bikin stress sih engga, cuman ya gue ngerasa capek aja. males juga ama orangnya. rasa kepedulian gue ke dia perlahan menguap kayak minyak atsiri yang diuapin di alat destilasi :")
jadi ya mau dia ngomong apa juga gue iya2in aja. males juga ngeladenin. tapi yg gue gbs terima ya itu: waktu ama pikiran gue kebuang. dan gue ga suka itu. masih banyak hal yg perlu gue pikirin dibanding nih orang satu. ZZZ

OH IYA TENTANG KEINGINAN GUE! HAHAHAHHA
gue emang so damn stupid banget ngga ngomong langsung ke org yg bisa ngabulin keinginan gue itu hanya karena gue malu ngomong ama dia hahaha aduh xD padahal kemarin kesempatan banget buat gue ngabulin keinginan gue itu akkhhhhh *gigit bantal*
etapi gue ngga yakin juga sih tuh orang bakal ngabulin keinginan gue apa engga. ngga yakin banget xD
aduh, kalo dipikir2 ya, sebelum hari H, gue udah mempersiapkan banget gue harus pake baju apa, makeup-nya gimana. hanjis lah ampe segitunya xD begitu sampe di tempat, guenya malah kabur dan ngga mau kalo dia ngeliat gue hahahaha oon banget xD
trus pas besoknya, gue baru mikir "kenapa gue kemarin ngga ngomong aja yak? siapa tau mau dia." dan abis itu meng-oon-kan diri gue :""") sedih2 campur ngebegoin diri sendiri gitu lah. kalo diinget2 pengen ngikik geli saking oon-nya gue xD

oh iya....
tentang yang kehampaan abis dari teater....
entah kenapa gue waktu baru nyampe rumah setelah dari sembilu (nama teater gue), itu gue langsung duduk di kursi trus...................bengong. ngga tau mikirin apaan. ya karena mungkin sebelum teater gue ngeliat hal yg bikin shock kali ya makanya hati gue langsung sakit2 nyesek gitu. baru kali ini gue ngerasa hampa setelah gue abis teater. asli dah. gue juga bingung kenapa ampe sekarang x(

jadi ya itu lah kejadian2 yang cukup buat gue stress dan menguras pikiran. semoga besok2 stressnya ilang dan gue bisa ngejalanin kehidupan normal kembali :""""""")



Nighty night.


-KA

Selasa, 29 April 2014

Back to 'Normal'

halo.
sebenernya bingung mau post apa. tapi entah kenapa lagi ngepost. baiklah, abaikan saja saya yang sedang galau ini ya-_-

oh iya, just wanna telling someone that I've deleted that post. sesuai apa yg gue bilang, kalo lo udah baca post itu, gue akan hapus post itu. yaaa palingan gue simpen sbg draft lah hehehe

gini..
ketika lo terbiasa melakukan hal yang sama berulang-ulang setiap harinya dan lo enjoy ngelakuin hal itu. tetapi ada saat dimana lo ngga diizinkan lagi untuk melakukan hal tersebut dan SIALNYA lo udah terlalu terbiasa melakukan hal itu, lo harus apa? atau.....lo akan ngerasain apa?
kaget? pasti.
ngga siap? wajar.
takut? wah iya banget.
ngga biasa? ngga diragukan lagi.


dan itu yang gue rasain sekarang.


tapi 'masalah' yg gue hadapi ini bukan 'melakukan suatu hal yang tak biasa', tapi 'menghindari seseorang yang pasti akan bertemu atau melihat secara tak sengaja'.
kurang lebih seperti itu lah.
gue biasa aja sih kalo ketemu dia atau ngeliat pun. cuman kadang masih ngerasa aneh. yang biasanya kalo ngeliat dia langsung nyamperin dan negor "WOOY, NGAPAIN LO?" atau "ngelab hari ini?" malah sekarang kalo ngeliat ya sekedar tau aja ada dia disini dan bersikap biasa aja.
yang biasanya selalu excited kalo tau dia ada disekitar, sekarang malah berusaha cuek dan berusaha menganggap bahwa kehadiran dia ngga berpengaruh ke gue.
yang biasanya kalo mau belajar selalu whatsapp dia dan bilang "temenin gue belajar napa" atau "lo dimana? kantin dong." sekarang malah hampir ngga pernah whatsapp-an.

gue ngga ngejauh. cuman mengurangi intensitas komunikasi aja. kalo ketemu ya tetep nyapa, senyum, atau negur biasa. kalo lagi rame ama temen gue sekalian ya gue ikut gabung. kalo dia lagi sendirian atau ama temennya ya bersikap sewajarnya.
cuman ya itu : intensitas komunikasi dan segala apapun yg berkaitan tentang dia gue batasin. gue kurangin. malah kalo perlu pengen gue ilangin sekalian.

ampe sekarang gue masih risih. masih ngerasa aneh dan selalu ngerasa ada yg janggal dgn bersikap kayak gitu. tapi sayangnya rasa sayang ke diri gue sendiri JAUH LEBIH BESAR dibanding perasaan2 'kehilangan' itu. yes, I DO LOVE WITH MYSELF. mumpung rasa ini belom terlalu dalem. mumpung rasa sakitnya belom seberapa, makanya mau gue stop. ngga enak sih sebenernya tapi ya jalanin aja ehehe..

toh juga...

obat yang fungsinya mencegah dan mengobati pun rasanya pahit :)

night.

-KA

Rabu, 26 Maret 2014

Hai

Ketika suatu perasaan yang tlah lama bersemi menjadi layu
Ketika suatu getaran hati tak lagi terdengar
Meskipun ia ada. Meskipun hanya mendengar namanya
Ketika jantung ini tak lagi berdegup kencang saat dekat dengannya
Ketika otak ini sudah tak dipenuhi semua tentangnya

Itu aku
Aku sedang merasakan itu
Aku sedang bimbang mengapa hal itu terjadi
Aku sedang diambang perasaan hampa itu

Pikiranku tak lagi tentangnya
Senyumku tak lagi untuknya
Semangatku tak lagi karena dirinya

Kamu
Ya, kamu
Kamu penyebabnya
Kamu yang baru saja datang mengisi kehampaan diriku
Kamu yang baru saja mengisi bagian dari hatiku yang baru
Kamu yang menjadi alasannya
Kamu yang mengubah hatiku
Kamu yang telah melembutkannya


Hai



- KA

Minggu, 02 Maret 2014

Senja

Senja.
Aku suka senja.
Keindahannya mampu membuatku terpukau.
Keindahannya mampu mengalihkan pandanganku dan sejenak menikmatinya dalam pergantian waktu.
Senja datang.
Aku senang.
Kecantikannya tiada yg menandingi.
Aku ingin menikmati senja lebih lama lagi.
Aku ingin merekam keagungannya dalam pikiranku.

Senja hanya sementara.
Ya, memang.
Semua yg indah memang hanya berlangsung sementara.
Semua yang cantik akan hilang pada masanya.
Untuk itu, aku ingin menikmati senja lebih lama lagi.
Aku ingin terus memandangnya hingga hati ini merasa tenang.

Senja itu seperti kamu.
Indah, tetapi hanya sementara.
Memukau, tetapi hanya sebatas hitungan menit.
Kehadiranmu seperti senja.
Selalu kutunggu, tetapi menghilang dalam sekejap.
Hingga aku tak sempat untuk memilikinya.
Hingga aku hanya terdiam saat memandangimu pergi.

Dan tinggalah aku disini.
Terus menantimu seperti aku menanti senja.
Terus memandangimu pergi karena ditelan waktu...





- KA

Rabu, 19 Februari 2014

Surat untuk Ayah

Ayah...
Nisa ngga tau harus mulai dari mana. Tapi yang jelas, Nisa tau apa yg mau Nisa omongin..
tentang kejadian akhir-akhir ini, Nisa minta maaf ya, Yah..
bukan maksud Nisa buat ngga ngehargain jerih payah Ayah atau gimana. Tapi yang jelas Nisa juga ngga mau kalo laptop Nisa itu rusak toh juga Nisa sangat-sangat butuh itu.
Iya, ini emang salah Nisa karena ceroboh dan ngga hati-hati kalo naruh barang. apalagi laptopnya baru dibenerin. Jujur, Nisa juga ngerasa bersalah, Yah.
Nisa ngerti kok gimana susahnya Ayah nyari uang. Nisa ngerti gimana capeknya Ayah kalo pulang kerja. Nisa juga pas ngeliat laptopnya jatuh karena Adrian tuh rasanya kayak bener-bener ngelakuin kesalahan besar, gitu. Kadang Nisa juga ngga enak minta uang mulu ama Ayah meskipun toh uang itu buat kuliah Nisa juga. Tapi ya tetep aja ngga enak rasanya minta terus tanpa ngasih Ayah uang sepeser pun dari jerih payah Nisa sendiri.

Maaf ya, Yah kalo kemarin waktu Ayah marahin Nisa, Nisa malah pergi ke kamar dan bilang "Nisa males ah dengerin Ayah marah-marah terus. Emang Nisa mau apa kalo laptop Nisa rusak." Nisa bukannya benci atau marah ama Ayah. Nisa cuma ngerasa bersalah. Nisa cuma ngerasa ngga mau terus-terusan dihantuin rasa berdosa makanya Nisa lebih milih ke kamar dan main laptopnya Ayah. Nisa internetan, tapi pikiran Nisa ke Ayah. Nisa mikirin gimana caranya buat beli laptop lagi pake uang Nisa sendiri. Entah itu dari tabungan Nisa atau Nisa jualan nanti yaaa ngga tau lah. Intinya Nisa ngga mau minta uang ama Ayah lagi untuk laptop Nisa yang rusak (lagi) ini.

Maaf ya, Yah kalo kadang Nisa suka mengumpat sendiri di dalem hati kalo Nisa lagi kesel ama Ayah. Maaf ya Yah kalo Nisa kadang suka bikin Ayah kesel dan terus-terusan kecewa. Maaf ya, Yah kalo Nisa sukanya minta terus tanpa ngasih Ayah sesuatu. Tenang, Yah. Nisa lagi berjuang kok buat bahagiain dan ngebanggain Ayah, Ibu, Tegar dan Adrian. Nisa lagi berusaha semaksimal mungkin buat ngeraih gelar S.Far dan Apt secepatnya biar bisa langsung kerja dan ngeberangkatin Ayah sama Ibu naik haji. Doain Nisa ya, Yah semoga Nisa bisa ngelanjutin Master di Jerman. Restuin Nisa ya, Yah buat lanjut sekolah disana. Ya mungkin setelah Nisa nikah baru Nisa bisa lanjut kuliah ke jenjang yang lebih tinggi lagi.

Sabar ya, Yah. Nisa sedang dalam proses. Nisa mau ngeliat Ayah dan Ibu di wisuda Nisa nanti dan meluk Nisa karena Nisa udah bikin Ayah bangga. Oh iya, maaf ya Yah Nisa cuma bisa ngomong disini. Soalnya Nisa canggung kalo harus ngomong langsung ama Ayah untuk saat ini. Makasih banyak, Ayah. I love you to the moon and back :*

Senin, 10 Februari 2014

That Moment...

That moment...ketika lo marah sama seseorang tapi lo ngga bisa ngapa-ngapain.
That moment...ketika lo kecewa sama seseorang tapi yang bisa lo lakuin cuma diem, berdoa, dan (mencoba) mengikhlaskan.
Ngga ada yang bisa lo lakuin kecuali diem, terisak, berdoa, dan yah mencoba mengikhlaskan...
Lo mau ngeluarin amarah juga percuma. Lo ngga punya kekuatan untuk menarik perhatian orang yang mengecewakan lo. Lo ngga mampu meyakinkan orang yang mengecewakan lo kalo lo sebenernya sakit. Lo ngga mampu merubah keadaan dan cuma mematung menyaksikan seseorang itu tetep happy-happy diatas lelah lo, diatas penderitaan lo, diatas sakitnya lo. Lo cuma bisa berharap bahwa orang itu akan sadar dan segera dateng ke lo untuk menyadari kesalahannya yang lo sendiri ngga tau kapan hal itu terjadi dan bahkan ngga tau itu akan terjadi atau engga.
Rasanya kayak menahan beban yang udah bertahun-tahun disimpan tanpa ada celah sedikit pun untuk mengurangi beban itu. Lo lelah, lo sebenernya udah ngga sanggup. Tapi lo terus berusaha memaksakan dan meyakinkan diri lo kalo ini ngga akan lama. kalo ini hanya sementara dan abis itu semua akan berakhir dengan sebuah senyuman haru. Lo tetep ngelakuin sugesti demikian setiap lo merasakan lelah dan ketidaksanggupan itu. Terus begitu dan entah kapan akan terus begitu...



- KA

Jumat, 24 Januari 2014

Bangunan itu................

bangunan itu memiliki cerita.
bangunan itu memiliki canda dan tawa.
bangunan itu memiliki tangis.
bangunan itu memiliki sejuta kenangan..

gelak tawa...
canda ria..
isak tangis...
semua ekspresi telah tergambarkan..
di bangunan itu.

aku berdiri disini.
di bangunan ini.
bangunan yang telah memiliki arti tersendiri
bangunan yang menjadi saksi perjalanan hidupku
bangunan yang pernah menjadi rumah keduaku.

aku rindu  bangunan ini.
aku rindu segala aspek yang didalamnya..
aku rindu menghabiskan waktu disini.
aku rindu kenangan yang tersimpan didalamnya.

aku hanya bisa menghela nafas
menatap  bangunan ini sambil tersenyum kecil
aku memandanginya secara keseluruhan
sekelebat bayangan diriku dan mereka lalu lalang disekitar lorongnya.

semua terjadi di  bangunan itu...
semua ekspresi tergambarkan didalamnya.
seluruh perasaan tercurahkan bertumpah ruah.
aku rindu bangunan itu..






- KA

Selasa, 14 Januari 2014

"you don't know her story, guys."

Percakapan 1 

Mawar : eh si C pacarnya ama Kak X kan?
Melati : iya. beda jurusan mereka.
Mawar : oooh gitu. trus katanya mereka mau saling nunggu gitu.
Melati: maksudnya?
Mawar : iya, mereka mau saling tunggu untuk sama-sama lulus baru deh ke jenjang berikutnya. heheh
Tulip : (tersenyum kecil) klo untuk hal yg ngga pasti seperti itu, ngapain? udah ngejamin bakal diseriusin kedepannya? 
Melati : wuihhh si Tulip. pikirannya udah kedepan banget. ckck. duhhh
Mawar : hahahha iya nih Tulip. 
(dan si Tulip pun hanya menghela nafas pendek sambil kembali tersenyum seakan mengingat sesuatu.)

Percakapan 2
Bugenvile : lo kenapa belom punya pacar, Lip?
Tulip : (menghela nafas panjang) ngga apa-apa. gue pengen fokus kuliah dulu aja.
Bugenvile : lah, kan emang lo ngga bisa kuliah sambil pacaran gitu?
Tulip : bukan masalah ngga bisa, tapi gue ngga mau pikiran gue dicampuradukkan dengan hal-hal selain kuliah.
Bugenvile : lo mumpung kuliah, Lip. kuliah lo yg kayak gini cuma sekali. jadi ya jangan serius-serius amat lah~
Tulip : ya gue udah cukup lah waktu itu ngga konsen ama sekolah gue hanya karena cinta. mungkin gue bukan lo yang bisa multitasking antara cinta dan sekolah. dan mungkin gue emang ngga mau manfaatin waktu kuliah gue. tapi gue ngerasa ada hal yang lebih penting untuk gue hadapi saat ini dibanding membuat 'masalah baru'.
Bugenvile : maksudnya?
Tulip : (menghela nafas lagi dan tersenyum) udahlah, gue jelasin juga lo ngga akan ngerti.

Percakapan 3
Mawar : duhhh enak kali ya kalo punya pasangan ganteng gitu. so sweet banget. perhatian, aduuuhh.
Melati : iya ih. muka anime banget. aaakhhh mau deh.
Tulip : haahha yeah.
Mawar : kira-kira pasangan kita nanti seperti apa ya?
Melati : iya nih. jadi pengen tau haha.
Tulip : yang jelas sih harus bisa ngemong kita. kualitas yang harus diutamakan itu akhlaknya. bisa nuntun kita jadi pribadi yang lebih baik. harus sabar, lembut, ngehargain wanita, penyayang.bukan sayang sama kita aja tapi juga harus sayang ama keluarga kita, trus juga jangan perhitungan. yang klo bisa tiap hari bisa ngimamin kita sholat. ngebimbing kita supaya jadi lebih sholehah. menjadi suami, sahabat, teman, pelindung, kakak, imam sekaligus ayah dari anak-anak kita. selalu mencontoh yang baik. ngga menuntut diluar tujuan agar kita jadi lebih baik. 
Mawar & Melati : (terdiam) Lip.....pikiran lo udah kesana?
Tulip : (menghela nafas dan tersenyum kecil) Yah setiap orang pasti mendambakan pasangan yang seperti itu kan? 





- KA

Kamis, 02 Januari 2014

Tentang Malam

Bayang-bayang itu terus hinggap di kepalaku
Aku tau, aku takkan pernah bisa memilikinya
Aku tau, bayang-bayang itu takkan pernah bisa menjadi nyata
Tapi izinkan lah aku memiliki bayang-bayang itu sebagai bunga tidurku
Izinkanlah aku memiliki bayang-bayang itu meski hanya dalam mimpiku
Tak apa, segalanya memang tidak mesti dipaksakan
Segalanya tidak harus berjalan sesuai dengan kehendak kita
Maka, yang bisa ku lakukan hanya lah ini
Hanya memilikinya dimimpiku
Hanya memilikinya disaat pekatnya malam
Hanya menggenggamnya disaat bintang-bintang bertaburan
Para penjaga malam selalu melihatku begini
Para penjaga malam diatas sana membiarkanku terlarut didalamnya
Tak apa, memang hanya ini yang bisa ia lakukan
Mereka berkata begitu
Mereka memahamiku

Aku senang bisa memiliki bayang-bayang itu meski hanya mimpi
Aku bahagia meski hanya bisa membayangkannya saja dalam dinginnya malam
Terima kasih, telah mengizinkanku memiliki bayang-bayang itu
Meski hanya dalam batas anganku