Rabu, 27 November 2013

curhatan tengah malam

bismillah..
Hi, ketemu lagi. Entah kenapa malem ini aku pengen menuliskan tentang sesuatu. Well, sebenernya dipicu oleh satu hal sih hehehe.
Anyway, waktu aku lagi ngerjain tugas untuk matkul besok, ada suatu 'pemicu' yang mengungkit tentang 'masalah'ku akhir-akhir ini. Gimana ya, pasti rasa sakit dan kecewa itu pasti datang lagi. dan.....alhamdulillah, aku udah mulai membentengi diri hehe..

Oh iya mau cerita, lusa kemarin aku iseng-iseng ke Gramed buat beli buku. Awalnya sih ngga tau mau beli buku apa, karena ke Gramed niatnya iseng-iseng doang sambil nunggu jam kuliah yang kelewat lama hehe. tapi setelah muter-muter Gramed, aku tertarik sama suatu buku yang berjudul 'Pemulihan Jiwa: Kekuatan Ada Saat Aku Ikhlas'. aku berfikir "ini sih pas banget ama keadaan hati gue sekarang." dan akhirnya aku pun memutuskan untuk membeli buku itu :D

Setelah aku baca, ada suatu kata-kata yang sangat aku suka, yaitu "Bila saya mengerti bahwa rasa sakit itu memang harus ada, maka dia tidak akan benar-benar terasa sakit karena saya tahu, bila tujuannya itu adalah PENDEWASAAN."

Dari situ aku berfikir, "iya, bener. mungkin Allah pengen Nisa ngerasain sakit ini supaya Allah pengen Nisa lebih kuat, lebih tegar dan supaya lebih dewasa lagi."
Pendewasaan itu ngga mudah memang. butuh banyak proses dan sakit yang harus dilalui. karena kalo ngga belajar dari situ, diri kita ngga akan yang namanya ngerasa shock-therapy. kan manusia BIASANYA akan jera kalo udah ngerasain hal itu heheheh. menurutku, sih.

Daaaannnn...dalam proses menuju sebuah keikhlasan itu, BANYAK BANGET rintangannya. yah, salah satunya dengan yang kualami malem ini. lagi asik-asik ngerjain tugas, tiba-tiba 'pemicu' itu dateng buat mengingatkan aku dengan hal itu. Rasa sakit dan kecewa itu pasti masih ada, tapi sebisa mungkin kita menangkal energi negatif itu dengan energi positif melalui sugesti terhadap diri sendiri bahwa Allah mau pemicu itu datang sebagai penguat dalam proses yang sedang kita lalui :)

begitu 'pemicu' itu datang, aku langsung mensugesti diri sendiri dengan menggumam "Ngga apa-apa, Nis. Ini cuma penguat aja kok. Inget, kado yang Allah siapin JAUH lebih indah dari hal sekecil ini. Ini ngga ada apa-apanya kok dibanding kado dari Allah nanti. Sabar yaaaa. Gapapa Nis gapapa."
Kalian tau yang aku rasain apa? Ya, ada rasa ketenangan disitu. Aku udah ngga lagi tuh yang namanya langsung nangis atau apapun hal negatif lainnya. Yeah, ngga munafik juga rasa sakit itu pasti masih ada. Namanya juga masih proses :) Kan dimana-mana proses itu emang lebih lama dan lebih nyakitin dibanding dengan hasil yang kita terima. Jadi ya nikmati aja prosesnya. Bukan membohongi diri sendiri, tapi aku mencoba untuk mensugesti bahwa ini ngga ada apa-apanya dibanding hal indah yang udah Allah persiapin nanti.....

Oh iya, efek dari lebih mendekatkan diri sama Allah juga berpengaruh tuh! Aku jadi lebih tenang dan menganggap semuanya emang udah harus terjadi. Mungkin rasa ikhlas itu udah dateng perlahan. Alhamdulillah kalo gitu...

Bismillah.....Nisa masih dijalan dalam proses keikhlasan. Semoga semua ini menjadi berkah nantinya. Ammminn....



- KA

Sabtu, 23 November 2013

Ikhlas

Satu kata. Efeknya luar biasa. Prosesnya juga luar biasa.....susahnya.
Kalo mendengar kata itu, aku refleks berfikir, "Bismillah."
Entahlah, akhir-akhir ini banyak hal yang memaksaku untuk belajar ikhlas. Banyak hal yang memaksaku untuk belajar bersikap dewasa dan tak lagi harus mendapatkan apa yang aku inginkan..

Susah. Iya, emang susah hahahha :")
Dari sekian proses menuju keikhlasan yang telah aku lalui, mungkin ini yang paling berat.Well, saat ini.
Banyak sahabatku yang menasehatiku untuk belajar ikhlas. Salah satunya dengan cara berfikir bahwa Allah udah nyiapin sesuatu yang jauh lebih baik. Sesuatu yang bahkan ngga bisa aku duga itu. Aku sangat percaya hal itu karena sudah pernah mengalaminya. Tapi tak tahu mengapa, batinku memberontak. Batinku tak terima akan hal ini. Nisa udah bandel, rupanya :"")

Tetapi sesaat aku berfikir lagi, "jangan begini, Nis. Lo harus sabar. Tetep berikhtiar dan tetep minta sama Allah supaya Allah ngasih yang terbaik. Ngga boleh begini. Hal yang baik ngga langsung dateng begitu aja." ya, aku berusaha mengendalikan diriku sendiri yang mudah-mudahan akan berefek dengan adanya ketenangan hati.

Iya sih ngga langsung ngefek saat itu juga. Yah tapi setidaknya daripada terus nangis, mengumpat, dan berdiam diri terus ya lebih baik mindset diri sendiri supaya ikhlas. Aku pernah baca di wordpress seniorku tentang 4 prinsip sebuah keikhlasan. Salah satu prinsip yang aku suka ialah:
Prinsip 1 :
"Siapapun yang anda temui adalah orang yang tepat."
jadi, siapapun orangnya dan apapun yang telah ia perbuat, dia datang untuk satu tujuan: entah itu untuk mengajari kita sesuatu atau untuk melengkapi hidup kita.

Prinsip 2:
"Apa yang terjadi adalah salah satu hal yang bisa terjadi."
Aku nangkepnya mungkin hal yang terjadi itu bukan sebuah kebetulan. Ada makna didalamnya (kalau kita mau berfikir dan menyadarinya). Intinya sesuatu terjadi PASTI memberi kita sebuah pelajaran penting :)

Prinsip 3:
"Apa yang sudah berakhir, sudah berakhir."
Jessss....nusuk coy hahahaha. Ngga kok, canda. Semua yang udah terjadi ya udah seharusnya terjadi. Dan sudah berakhir. Yang kita lakukan cuma bisa berfikir ke depan terus maju. Teorinya sih begitu. Tapi mungkin ada beberapa orang yang btuh waktu dan proses untuk semua itu. termasuk aku :)

Salah satu sahabatku bilang kalau mau diberi keikhlasan, harus terus minta sama Allah. Curhat aja terus sama Allah. Shalat tahajjud harus dirajinin, sholat dhuha juga. Kalo perlu puasa senin-kamis dan dzikir. Al-Quran jangan lupa dibaca. Insya Allah seiring waktu Allah akan ngasih ketenangan batin dan keikhlasan tanpa kita sadari. Ya, aku mau mencoba dari sekarang. Mau mencoba lebih mendekatkan diri sama Allah. Mau belajar ikhlas dan percaya bahwa sesuatu yang JAUH lebih indah udah Allah siapin. Tinggal Nisa-nya aja yang sabar dan terus fokus ama apa yang sedang Nisa jalani. Semangat belajar ya, Nis. dan mohon doanya teman-teman pembaca blog-ku :)

- KA

Orang Asing.

Aku telah sampai pada tempat ini
Aku melihatmu sedang duduk manis sembari melihat layar ponselmu
Aku bernafas perlahan
Kamu. Iya, itu kamu.
Entah kenapa aku merasa aku perlu untuk mengatur nafasku
Tak penting memang
Tapi saat itu waktu terasa berhenti saat aku memandangmu dari kejauhan
Itukah kamu? 

Aku memutuskan untuk menghampiri dan menyapamu.
Hai, sapaku.
Kamu tersenyum. Aku pun begitu.
Senyum yang sudah lama tak aku lihat
Sekelebat basa basi kita perbincangkan
Dimulai dari kejadian pagi itu hingga saat kami duduk berdua saat itu
Kita ada disini memang karena satu tujuan
Karena kita akan memperbincangkan sesuatu hal yang penting
Bukan tentang kita
Tapi tentang yang lebih penting dari sekedar 'kita'

Kami mulai membicarakan hal itu dengan serius
Sesaat, aku berfikir
Aku ngga kenal dia
Aku ngga tau siapa dia sekarang
Aku ngga tau apa saja aktivitas yang rutin ia jalani
Dia sudah terlalu asing bagiku
Bahkan hanya dengan mengobrol dengannya, aku sudah tau hal itu

Butuh waktu untuk mengenalmu kembali
Sama seperti dulu aku berteman denganmu di sekolah menengah pertama
Aku butuh beradaptasi dengan dirimu yang sekarang
Dirimu, bukan dirimu.
Aku sudah tidak mengenalnya lagi
Sudah terlalu banyak hal yang membuat kita jauh
Dan tak dapat ku pungkiri itu

Kita berbeda
Sangat berbeda
Tetapi takdir tetap menghubungkan kita
Semesta tetap menginginkan kita untuk berkomunikasi
Salah siapa?
Salahnya dimana?
Tidak ada yang salah, aku rasa
Semua terjadi karena sebuah atau mungkin beberapa alasan kuat
Aku pun tak tahu hal itu

Disini, aku terdiam
Kembali mencerna kata-kata yang keluar dari mulutmu
Kembali berfikir makna dibalik kata-katamu
Dan, kembali memutar ulang peristiwa itu
Dari situ aku mendapat kesimpulan:
Kamu sudah terlalu berbeda
Kamu sudah terlalu jauh
Kamu sudah terlalu menjelma menjadi sesuatu yang tak dapat ku jangkau

Kamu sudah menjelma menjadi orang asing.
Orang asing yang bukan orang asing.
Hai, stranger.
It's me.
The same person who always be the old me like I was




- KA