Kami berada didalam ruangan yang cukup luas dan dipenuhi oleh kursi dan meja. Ditengah-tengah ruangan itu, terdapat meja berkaca panjang yang memiliki beberapa laci dibawahnya. Ruangan ini didominasi oleh cat berwarna merah dan hitam yang menambah kesan elegan disertai dengan adanya AC yang semakin membuat orang-orang didalamnya enggan untuk keluar ruangan ini. Ya, inilah gambaran kecil ruangan komunitas kecil yang baru saja aku jalani dan aku memiliki rutinitas pada tiap hari minggu untuk datang latihan. Berbagai macam karakter individu telah aku kenali dan tak sedikit dari mereka yang asyik dan menjadi teman-temanku. Sampai saat ini aku cukup menikmati rutinitasku di tiap minggu ini.
Bel pintu ruangan ini pun berdentang pertanda seseorang baru saja membuka pintu. Beberapa orang teralihkan perhatiannya menuju ke arah sumber suara dan Kak Aldi langsung menghampiri seseorang yang baru saja masuk ke ruangan ini sembari berkata, "Weh, ada Bang Dityo!". Ketika mendengar namanya, wajahku refleks menoleh dan darahku mengalir deras sehingga degup jantungku kian cepat. Pupil mataku membesar ketika aku melihat sosoknya yang tinggi besar sedang tertawa simpul saat menyapa teman-temannya.
"Hai, Di! Long time no see." kata Dityo sambil menepuk pundak Kak Aldi dan berlalu.
He's here, batinku berusaha menenangkan diri. Aku beranjak dari kursiku dan menghampiri Kak Dityo yang sedang asyik mengobrol bersama teman-teman kami.
"Halo, Kak Dit." sapaku sambil tersenyum manis.
"Hey, Ri! Ciee yang udah jadi pengurus baru. Bakal sering ketemu nih kita." balas Kak Dityo disertai dengan senyuman dan kerlingan matanya yang tajam dan menusuk itu.
Aku tertawa kecil, "Iya dong. Kan Kak Dit penyemangat jiwaku yang gersang ini."
Kak Dityo seketika membeku. Terlihat bibirnya terbuka sedikit dan wajahnya menunjukkan rasa takjub saat mendengarku baru saja menggombalnya sedikit.
"Gila gila gila. Baru juga dateng udah dikasih wejangan hahahha." seru Kak Dityo tertawa.
Teman-teman kami pun ikut tertawa meliat ketakjuban Kak Dityo dan tentunya lelucon yang baru saja aku lontarkan.
Setelah sesi latihan selesai, kami, para pengurus baru dan pengurus lama meninggalkan gedung basecamp kami dan menuju ke mall terdekat untuk makan siang. 2 jam telah berlalu dan satu persatu teman-temanku beranjak pergi menangani urusannya masing-masing hingga tinggal tersisa Aku, Kak Dityo dan Dian yang masih asyik mengobrol dan ketawa-ketiwi.
"Kegiatan keseharianmu apa, Ri?" tanya Kak Dityo memalingkan wajahnya ke arahku.
"Ya biasa-biasa aja kak. Palingan kalo weekdays, kuliah-pulang-kuliah-pulang. Kalo hari Sabtu istirahat biar hari Minggu-nya bisa kesini." jawabku.
"Oh gitu. Udah semester berapa kamu?"
"5 kak hehe."
"Hoah, bentar lagi skripshit doang ya? Hahah."
"Ah jangan diingetin dong, Kak. Just let it flow. Tapi emang bener sih, time does fly so fast. Ini aja aku udah mau UTS. Mesti banget nih tiap minggu ke coffee shop."
"You do like hang out in coffee shop?" tanya Kak Dityo yang sepertinya langsung menangkap hal kesukaanku.
"I...do. Why?" kataku agak terbata karena cukup kaget Kak Dityo excited saat mendengar jawabanku barusan.
"Nope, just....we have a thing in common." ucap Kak Dityo yang diikuti dengan binaran matanya.
"Is that your kind of thing, too? Great!"
"Yes. Bisa kali ya kapan-kapan kita ngopi bareng sambil ngobrol-ngobrol lagi."
"Wah, bisa bangettt."
"Iye dah bisa-bisa. Bisa jadi kacang gue disini terus." celetuk Dian yang merasa diasingkan sesaat olehku dan Kak Dityo.
Aku, Kak Dityo dan Dian pun sontak tertawa. Kami pun melanjutkan sesi obrolan yang sempat terputus seraya menunggu minuman kami habis dan tak sampai setengah jam masing-masing dari kami berpamitan untuk pulang kerumah masing-masing.
- to be continued -
0 komentar:
Posting Komentar