aku masih ingat pertemuan pertama di kafetaria itu. sejenak, aku masih tak menyadari -atau mungkin terlalu acuh?- bahwa kamu akan menjadi sesuatu yg tidak biasa dalam mengisi hari-hariku. sapaan dan uluran tanganmu yg masih menjadi hal biasa bagiku, kini ingin aku rasakan kembali. aku mendengarkan hal-hal detail dari setiap kalimat yang kamu ucapkan padaku. gesture tubuhmu, tatapan matamu saat mendengarkanku, masih sangat aku ingat.
sering tak sengaja aku melihatmu berjalan di koridor itu dengan menundukkan kepala. entah apa yang sedang kamu pikirkan. sering tak sengaja aku melihatmu berbicara dengan mereka, dan aku pun ingin dianggap ada saat itu. aku ingin kamu menyadari bahwa aku juga berada disitu.
sering aku berharap kamu menghampiriku saat melihat dan mengajakku berbincang. kemudian aku pun tersadar, itu takkan pernah terjadi. sering aku berharap kamu akan menatapku dari kejauhan sama seperti diriku yang selalu melihatmu pergi. kemudian aku pun tersadar, menungguku saja kamu pun takkan sudi.
ah, siapa lah aku ini yang terus berharap menjadi elemen yang penting bagi hidup seseorang. aku hanyalah seorang Nisa yang sedang berjuang bangkit kembali dari sisa-sisa kehancuran hidupnya...
0 komentar:
Posting Komentar